Label

Jumat, 29 Maret 2013

Prosedur Penelitian Umum

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah penelitian, oleh karena itu, banyak dosen ataupun mahasiswa yang melakukan penelitian dalam pendidikan. Penelitian itu ada yang bersifat  mandiri maupun yang bersifat proyek. Banyak kita lihat penelitian para dosen maupun mahasiswa dilaksanakan dilabolatorium, kelas, bahkan terjun langsung ke lapangan.
Penelitian (research) sendiri merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemacahan suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan masalah. Fungsi penelitian adalah mencari penjelasan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana halnya dalam penelitian dasar (basic research) dan dapat pula sangat konkret dan spesifik seperti biasanya ditemui pada penelitian terapan (applied research). Penelitian dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi yang siap pakai untuk penyelesaian permasalahan akan tetapi lebih menekankan bagi pengembangan model atau teori yang menunjukkan semua variabel terkait dalam suatu dan berhipotesis mengenai hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Oleh karena itu tidak jarang pemecahan permasalahan baru dapat dicapai lewat pemanduan hasil beberapa penelitian yang berkaitan.

Minggu, 24 Maret 2013

Mengharap Perubahan Cepat




Penyesalan dalam diri ini, timbul dan sangat mendesak dada ini serta terasa sakit bagai batu yang menghimpit diri ini. Perasaan ini timbul hingga mengada-ada perasaan yang lain seperti takut, minder semua yang buruk menjadi satu, tak tahu kapan ini berakhir. Aku harap secepatnya ini berakhir. timbul tanda tanya besar dalam diriku. Kenapa aku harus menyesal? Apakah dengan penyesalan semua akan baik-baik saja? tidak kan,,, jadi aku benar-benar harus berubah, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya hari demi hari, jam demi jam bahkan detik demi detik agar waktu tak terbuang sia-sia. Masih panjang masa depanku dan semua impianku yang belum tercapai. Masih banyak tak ada kata menyerah dan berhenti bahkan sedetikpun.

SALAH: Menodai malam suci



Dalam gelapnya malam
Yang penuh kemuliaan
Ku bangun dari pulau kapukku
Mengguyur badan ini dengan air
Menyelami dunia malam untuk mendapat ridhonya

Tapi semua tercoreng
Saat pikiran ini melayang dalam angan
Memikirkan kejadian pagi tadi
Kejadian ditempat lautan buku

Ehhhmmm… Indah saat membayangkannya
Tapi aku juga malu, takut
Ketika ku temui orang yang kukagumi
Tak berani ku menyapanya
Hanya untuk say hallopun
Aku terlalu malu

Malah dengan penuh kenaifan
Ku menghindarinya
Tak kuat mata ini memandangnya
Tapi ada satu senyuman terbesit dalam dadaku
Indah rasanya tapi juga dinodai penyesaan
Kenapa malam begitu indah
Malah ku menodai dengan begitu?????

Beri aku jalan yang benar YA ALLAH...

SALAH: Mengharap orang lain


Aku salah, telah berbohong pada diriku sendiri. Sesuatu yang telah ku ikrarkan kini tak ku jalani sama sekali. Tak tahu mengapa dengan diriku ini, ada tanda tanya besar tentang diriku sendiri. Masih ada perasaan takut di diri ini, masih ada kebimbangan dan kebingungan dalam diriku. Ingin ku benar-benar menghilangkan itu semua tapi entah mengapa perasaan itu membelenggu dalam diri ku. Mengkengkang seluruh raga, jiwa, pikiran serta hatiku.
Ada kebutuhan dalam sebagian diriku, ku butuh seorang guru untuk menjalani kehidupan ini tapi seorang guru yang satu-satunya dekat dengan ku dan aku telah memberikan kepercayaan penuh kepadanya, sekarang dia menghilang bersamaan dengan kepergiannya membangun mahligai pernikahan di kampong halaman tulang rusuknya. Perasaan yang terlalu kuat ini membelengguku dalam suatu kepercayaan yang semu. Ingin ku mandiri tanpa harus bergantung kepada siapapun. Tapi diriku masih saja terpurk dalam penyesalan yan tak kunjung ku temukan semangatku.
Aku juga yakin aku pasti bisa merubah diriku menjadi orang super.  tetapi hal tersebut tidak di dukung oleh sikap ku sendiri yang seperti tak tahu arah dan tujuan. Padahal selama ini ku banyak dukungan oleh kawan–kawan baruku, kawan-kawan yang ku temui saat ini, begitu optimis, menjadi aktivis yang tak melupakan juga akademisnya. Rasa itu masih melekat,  aku takut kalau mereka berkianat. Inginku percaya pada mereka semua, tapi perasaan trauma yang pernah ku alami begitu mendalam. Seseorang yang telah ku percaya sepenuhnya dia menghianati kepercayaanku. Sekarang seperti ku tak bisa mempercayai seseorang lagi.
Aku tahu itu salah, maka dari itu ingin ku berubah sepenuhnya menjadi seorang yang baru dengan ide kreatif dan penuh manfa’at.


Perubahan dimulai dari Diri Sendiri

Minggu, 10 Maret 2013

SALAH: Memaknai diri


Dalam rendahnya diri
Kuselalu termenung
Selalu bertanya-tanya
Tanpa ada jawaban yang menyapa

Tapi memang benar diri ini terlalu naif
Tak tahu tentang diri sendiri
Yang diketahui malah kebingungan
Kegalauan, keminderan diri ini

Salah aku selama ini
Hanya mengharap ibaan orang
Untuk membantu
Untuk mengasihani

 Padahal aku tahu
Tanpa ada pegerakan
Tanpa ada semangat
Tanpa ada keyakinaan diri sendiri
Semua akan musnah begitu saja
Tanpa meningalkan sedikitpun jejak

Tetap saja diri yang mengetahui semua itu
Mengharap ibaan orang lain menyapa
Walau diri ini tahu
Aku dan mereka berbeda
Mungkin tujuan sama
Tapi caranya berbeda 100%
BAB I
Pendahuluan
1. Latar  Belakang
            Filsafat dan  ilmu adalah  dua kata yang sering terkait, baik secara substansial maupun hisfories karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadapan filsafat.Kelahiran filsafat di Yunani menunjukkan pola pemikiran bangsa Yunnai dari pandangan mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya rasiolah yang lebih domain.Dengan filsafat, pola pikir yang selalu tergantung pada rasio. Dengan berkembangnya pola fikir manusia, maka berkembang pula tentang pemikiran dan pembahasan di dalam filsafat. Filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama kristen.
            Sejarah filsafat abad Pertengahan dimulai kira-kira pada abad ke-5 sampai awal abad ke-17. Para sejarawan umumnya menentukan tahun 476, yakni masa berakhirnya Kerajaan Romawi Barat yang berpusat di kota Roma dan munculnya Kerajaan Romawi Timur yang kelak berpusat di Konstantinopel (sekarang Istambul), sebagai data awal zaman Abad Pertengahan dan tahun 1492 (penemuan benua Amerika oleh Columbus) sebagai data akhirnya.
            Filasafat Yunani yang mengeluarkan banyak pemikir ulung, memiliki tempat yang cukup berpengaruh pada perkembangan ilmu filsafat di abad pertengahan.Pada masa itu, perkembangan kehidupan di dunia tidak bisa lepas dari dua agama besar yang saat itu saling mempengaruhi, Islam dan Nasrani.Masyarakat tersebut memiliki kontribusi besar dalam perkembangan dunia selanjutnya.
            Pada masa pertengahan ini, terdapat periode yang membuat perkembangan filsafat tidak berlanjut, yaitu pada masa skolastik Kristen.Hal ini dikarenakan pihak gereja membatasi para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan terhambat dan tidak bisa berkembang, karena semuanya diatur oleh doktirn-doktrin gereja yang berdasarkan kenyakinan. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dari keyakinan para gerejawan, maka filosof tersebut dianggap murtad dan akan dihukum berat samapai pada hukuman mati.Untuk pembahasan lebih lanjut, kami akan membahasnya dalam pembahasan selanjutnya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun tertarik untuk menguraikan lebih lanjut melalui beberapa rumusan diantaranya:
a) Bagaimana perkembnagan filsafat pada abad pertengahan periode islam ?
b) Siapa sajakah para pemikir filsafat islam ?
3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan ruang lingkup di atas maka penyusun akan menjelaskan tentang bagainamakah perkembangan filsafat pada abad pertengahan periode islam, siapah saja tokoh-tokoh pemikir filsafat pada abad pertengahan periode isalam.
BAB II
              Pembahasan
I. Filsafat abad pertengahan
Filsafat abad  pertengahan  lazim disebut filsafat Scholastik. Kata ini ini diambil dari kata schuler yang berarti ajaran atau sekolahan. Hal ini karena sekolah yang diadakan oleh Karrel Agung yang mengajarkan apa yang diistilahkan  sebagai artes liberales (seni bebas) meliputi pelajaran gramatika, geometri, aritmatika, astronomia, musika dan dialektika (logika) dan meliputi seluruh filsafat. 
Filsafat abad  pertengahan (476-1492 M) dapat dikatakan sebagai abad gelap, karena pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah Gereja. Memang pada saat itu, tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi mendapatkan kebebasan untuk mengembangkan potensi dalam dirinya. Para ahli fikir  pada saat itu tidaak memiliki kebebasan berfikir. Pada abad ini, apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka orang yang mengungkapakan pemikiran tersebut akan mendapat hukuman yang berat. Pihak gereja melarang adanya penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu, kajian terhadap  agama (teologi) yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapat larangan yang ketat,yang berhak mengadaknan penyelidikan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja. 
Masa abad  pertengahan  ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya menggiring manusia kedalam kehidupan atau kepercayaaan yang picik dan fanatic, dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta.perkembangan ilmu pengetahuan pad masa ini terhambat, pihak gereja sangat mendominasi, yang tujuannya untuk membimbing umat ke arah hidup yang saleh. Di sisi lain, pihak gereja tidak memmikirkan  martabat dan kebebasan manusia yang memiliki perasaan, keinginan dan cita-cita untuk menentukan masa depannya sendiri.
A. FILSAFAT SCHOLASTIK ISLAM (ARAB)
Menurut Hasbullah Bakry, istilah Scholastik jarang dipakai dalam islam. Mereka lebih sering sering menggunakan istilah filsafat islam.antara kedua ilmu tersebut dalam pembahasannya dipisahkan.
Sampai pertengahan abad ke-12 orang-orang Barat belum pernah mengenal filsaafat Aristoteles secara keseluruhan. Scholastik islamlah yang membawakan perkembangan filsafat ke Barat. Orang-orang barat mengenal Aristoteles adalah berkat tulisan dari pikir islam terutama daari Ibnu Rusyd. Yang dimaksud dengan para ahli pikir islam ( periode Scholastik Islam ) yaitu, Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd dan lainnya. Peran mereka sangat besar sekali tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, akan tetapi para ahli pikir Islam tersebut memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi Eropa, yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan.
II. Tokoh-tokoh pemikir filsafat islam
A. Al-Kindi ( 801-865 M )
Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq Al-Kindi. Lahir di Kuffah pada tahun 796 M dan meninggal di Baghdad tahun 873 M. Ia adalah pertama yang memasukkan filsafat  sebagai salah satu ilmu  ke islaman, seteelah ia menyesuaikannya dengan Islam.
            Pokok-pokok filsafatnya adalah sebagai berikut:
a).  Tentang Filsafat
Agama dan filsafat masing-masing mencari kebenaran, filsafat yang paling tinggi dan paling mulia adalah filsafat utama ( metafisika ), yakni mengetahui kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran.
b).    Filsafat metafisika
Dalam metafisika, Al-Kindi pada umumnya menyetujui pendapat Aristoteles dan Neo-Platonisme. Menurut Al-Kindi, tuhan tidak mempunyai hakikat dalam arti aniah dan mahiyah. Tuhan tidak aniahkarena tuhan tidak termasuk dalam benda-benda yang ada dalam alam, ia adalah pencipta alam. Al-Kindi tetap pada prinsip teologi islam bahwa semua diciptakan oleh Tuhan dan Tuhan di atas ketntuan hukum alam.
c).   Tentang jiwa
Al-kindi berpendapat bahwa akal terbagi ke dalam tiga kategori. Yaitu akal yang bersifat potensial, akal yang telah keluar dari sifat potensial menjadi aktual.
d).   Tentang moral
Menurut Al-Kindi, filsafat harus memperdalam pengetahuan manusia tentang diri dan bahwa filsuf wajib menempuh hidup susila. Kebijaksanaan tidak dicari untuk diri sendiri ( Aristoteles ), melainkan untuk hidup bahagia ( stoa ).
B.  Al-Farabi ( 870-950 M )
Nama lengkapnya Abu Nasr Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzlagh al Farabi, lahir di Farab, Transoxania pada tahun 872 dan meninggal pada tahun 950 M di Damsyik. Pokok-pokok filsafatnya adalah sebagai berikut:
a).   Metafisika Al-Farabi
Al-Farabi sependapat dengan Plato, yang menyatakan bahwa alam ini baharu, terjadi dari tiada. Tuhan sebagai akal murni adalah wujud pertama, berfikir tentang dirinya sendiri. Maka lahirlah wujud kedua yang disebut akal pertama. Tingkat wujudnya adalah wujud yang terendah adalah materi abstrak, tingkat yang lebih tinggi dari itu adalah ketika materi itu menerima bentuk. Pertama yang berupa unsure-unsur seperti api, air, tanah, wujud mineral yaitu seperti emas perak, besi, tembaga, dll.
b).  Filsafat kenegaraan
Al-Farabi dalam bukunya Ara’ al-madinatul al-fadilah,menjelaskan pendapat tentang Negara utama, ia membagi masyarakat kedalam dua macam. Pertama, masyarakat sempurna yaitu masyarakat yang mengandung keseimbangan antara unsur-unsurnya, seeperti kesemibangan yang ada dalam tubuh manusia. Kedua, masyarakat yang tidak sempurna adalah masyarakat yang bodoh dan fasik serta hanya mencari kesenangan jasmaninya saja.
Mengenai etika kenegaraan, Al-Farabi mengemukakan teori bahwa setiap keadaan pasti ada pertentangan. Seperti dalam alam hewani, yang kuat menindas yang lemah.
     c. Ibnu Sina ( 980-1037 M )
Abu Ali Husein Ibn bdillah Ibn Sina pada tahun 980 M di Afshanah, dekat Bukhara dan meninggal  di Isfahan pada tahun 1037 M. di dunia barat ia dikenal dengan nama Avisena dan kemasyurannya di dunia barat sebagai dokter melampaui kemasyurannya segagai filosof.
Di bidang keddokteran ia menulis bukunya al-qanun yang meliputi semua yang bertalian dengan ilmu kedokteran, seperti fisiologi, anatomi dan pengobatan. Ia mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Al’Aqlu (akal).
  d.  Al-Ghazali ( 1058-1111 M )
Abu Hamid Muhammad  Ibn Muhammad Ibn Muhammad al-Ghazali lahir di Ghazelah, Khurasan (Persia) pada tahun 1058 M. di dunia barat abad pertengahan, ia dikenal dengan nama Abu Hamed dan Al-Ghazalel.
a) Epistemology Al-Ghazali
Awalnya ia berpendapat bahwa pengetahuan adalah hal-hal yang ditangkap oleh panca indra. Ternyata menurutnya panca indra juga berdusta, kemudia ia meletakkan kepercayaan pada akal. Namun ia juga tetap ragu pada akal. Tiga bulan kemudian Allah memerikan nur yang disebut juga sebagai kunci ma’rifat kedalam hatinya. Dengan demikian Al-Ghazali percaya bahwa intuisi lebih tinggi dan lebih dipercaya daripada akal untuk menangkap pengetahuan yang betul-betul diyakini.
b)  Metafisika Al-Ghazali
Menurut Al-Ghazali ilmu tuhan adalah suatu tambahan atau pertalian dengan zat, artinya lain dari zat, kalau terjadi tambahan atau prtalian dengan zat, zat tuhan tetap dalam keadaannya. Al-Ghazali membagi manusia kepada tiga golongan, yaitu kaum awam, cara berfikir mereka sangat sederhana. Kaum pilihan, cara berfikir mereka mendalam dan akal mereka tajam. Dan kaum pengingkar.
c) Jiwa dalam pandangan Al-Ghazali
Menurut Al-Ghazali, setiap perbuatan akan menimbulkanpengaruh pada jiwa, yakni membentuk kualitas jiwa, asalkan perbuatan itu dilakukan dengan sadar.
d) Kritikannya terhadap filosof
Al-Ghazali menentang menentang argument filsafat para filosof yunani dan filosof islam dalam banyak masalah. Ia menentang dalil filsafat Aristoteles tentang azalinya alam. Dengan tegas ia katakan bahwa alam berasal dari tidak ada menjadi ada ( creotio ex nihilo), sebab diciptakan oleh tuhan.
         c.  Ibn Rusyd ( 1126-1198 M )
Ibn Al-Whalid Muhammad Ibn Muhammad Ibn Rusyd lahir di cordova pada tahun 1126 M. ia di kenal dengan sebutan averroes , di dunia islam ia di kenal dengan ahli hukum dan filosof. Aliran filsafat Ibn Rusyd adalah rasional. Ia menjunjung tinggi akal pikiran daan menghargai peranan akal.
a) Metafisika Ibn Rusyd
Dalam masalah ketuhanan, ia berpendapat bahwa Allah penggerak pertama. Sifat positif kepada Allah adalah akal dan ma’qul. Wujud Allah adalah Esa-Nya. Wujud dan ke Esaan-Nya tidak berbeda dari zat-Nya. Ia menafsirkan agamapun dengan penafsiran rasional. Namun, ia tetap berpegang pada sumber agama, yakni Al-Quran. 
b)  Tingkat kemampuan manusia menurut Rusyd
Pembuktian sesuatu memang dipengaruhi oleh kapasitas individual. Diantaranya ada yang melakukan pembutian dengan cara demonstrasi , ada juga lewat dialektik, dan ada lagi melalui dalil reterik.
c) Tentang qadimnya alam semesta
Ibn Rusyd berpendapat bbahwa alam adalah azali. Jadi, ada dua yang azali yaitu Tuhan dan alam. Namun keazalian Tuhan lebih lama dari keazalian alam. Argument yang dikemukakan ialah seandainya alam tidak azali, maka ada permulaannya, maka habislah alam ini (baru).
BAB III 
PENUTUP
KESIMPULAN
Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarangkita sebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmukedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya, umat manusia lebih dulumemfikirkan dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat.Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah jawabanfilsafati. Kalau ilmu diibiratkan sebagai sebuah pohon yang memiliki berbagai cabang pemikiran, ranting pemahaman, serta buah solusi, maka filsafat adalah tanah dasar tempat pohon tersebut berpijak dan tumbuh.
Filsafat dalam islam berkembang amat pesat karena keyakinan  (iman) islam tidak ada yang berlawanan dengan akal logis  yang ada ialah bagian-bagian yang berada di daerah supralogis atau suprarasional. sains, filsafat, dan iman sebenarnya merupakan keseluruhann pengetahuan manusia. akan tetapi, pembatasan daerah kerja (kapling)nya masing-masing harus jelas. sains bekerja pada objek sensasi, filsafat pada objek-objek abstrak logis, sedangkan hati bekerja pada daerah-daerah abstrak supralogis.
            
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir, Ahmad, 2009, filsafat umum, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Al-Syaibani, Omar Mohammad Al-Toumy, 1979, falsafah pendidikan islam,  penerjemah Hasan Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang.
Atjeh, Abu Bakar, 1970, Sedjarah Filsafat Islam, semarang: Ramadhani
Lian Gia, the. pengantar filsafat ilmu .yogyakarta:yayasan studi silam, 1987
Hanafi.a, 1969, pengantar filsafat islam, jakarta:bulan bintang.
Harun nasution, 1986. teologi islam, jakarta:UI press